Mengenangmu, #Ibu

Hari itu aku berangkat sekolah seperti biasa, tiada rasa aneh sama sekali. Mengikuti pelajaran seperti biasa, bercanda dengan teman, tapi tiba-tiba dikagetkan dengan ibu kos yang menyusulku ke sekolah. Ya, kala itu aku sudah berstatus sebagai anak kos sejak sekolah di SMK.

Aneh sekali, tidaklah pernah ibu kos hingga datang ke sekolah seperti ini, ada yang salahkah?

Benar, ibu kos itu membawa kabar yang kurang baik.

Rif, kamu di suruh pulang, ibumu sakit.

Hanya seperti itu informasi yang kudapat, dan aku merasa ganjil, emang ibuku sudah sering sakit, tetapi mengapa saat ini aku sampai harus disuruh pulang, meninggalkan semua kegiatanku di kota rantau ini.

Setelah aku bereskan beberapa baju untuk di bawa pulang, aku ingin pamit ke ibu kos, tapi ada yang ganjil lagi. Ibu kosku mau mengantarkan aku untuk pulang, ke rumahku. Mulai dari sini aku sangat merasa ada yang kurang beres ini.

Aku hanya terdiam, berpikir lepas penuh kekhawatiran selama di dalam mobil, sembari berdoa semoga tidak terjadi hal yang sangat kukhawatirkan. Hanya berbicara jika ditanya oleh orang-orang yang mengantarkanku pulang, Ibu Kos, Bapak Kos dan satu anaknya yang kuliah di Universitas Jenderal Soedirman.

Hampir 3 jam perjalanan hingga ke rumahku, dan tibalah di jalan kecil yang terlihat dari Jl. Jogja.

Belok di situ bu, kataku.

Lalu mobil menyusuri jalan kecil itu, untuk sampai di rumahku, butuh melewati 2 dusun dari Jl. Jogja.

Beberapa saat kemudian, sampailah mobil di dekat rumahku, dari jauh aku bisa melihat tenda biru yang di pasang di depan rumahku.

Ada apa ini, pasti ada yang salah, pikirku.

Dan benar, hal yang sangat kukhawatirkan benar-benar terjadi. Langsung terkulai lemas tubuhku saat itu, seperti tubuh yang tulangnya sudah di lepas. Sudah banyak orang di rumahku, pertama kulihat Bapak yang tidak terlihat sedih (atau mungkin menyembunyikanya), kemudian Nenek yang sudah penuh dengan air mata yang langsung memelukku, kemudian Om ku yang sudah menangis juga. Saat itu aku merasa waktu terhenti sejenak.

Sebentar, apa ini yang sebenarnya terjadi, nyatakah ini?

Kemudian, aku dituntun untuk mendekati seseorang yang sudah direbahkan di atas meja. Ya, dia adalah ibuku. Seketika aku tak bisa menahan air mata ini, hingga badan ini bertambah lemas, dan lemas lagi. Aku menangis sejadinya, hampir setengah jam mungkin, masih setengah tidak percaya.

Tapi bapakku dengan segera menenangkanku, menyadarkan bahwa aku lelaki, harus kuat untuk menghadapi hal-hal semacam ini. Kemudian aku  berusaha mengakhiri tangisan itu, ganti baju dan segera bersiap-siap untuk men-sholatkan ibuku.

Setelah sholat, lalu aku mencari adikku, baru kuingat, bagaimana kondisi adikku sekarang?

Kutemui dia dengan matanya yang sudah merah, kupeluk dan kugandeng, ku ajak ke depan rumah. Berusaha ku menghiburnya. Saat itu adikku baru berusia 5 tahun.

Kemudian, tibalah saatnya untuk pemakaman. Saat itu aku ikut mengangkat jenazah dari rumah hingga ke makam, ikut menguburkannya juga, menata bambu dan menimbun dengan tanah. Kemudian mendoakan dan kembali pulang ke rumah.

Sesaat setelah itu, datang beberapa teman kelasku di SMK yang tadi pagi baru bermain bersama, mereka datang menggunakan bis. Datang pula teman-teman kelasku dari SMP tapi melanjutkan SMA di kota asalku, Terima kasih teman, atas kehadirannya saat itu.

Ya, hari itu masih diteruskan dengan suasana duka di rumahku.

*tulisan ini didedikasikan untuk ibuku yang sudah diambil terlebih dahulu sekitar 7 tahun lalu, mungkin Allah lebih sayang ke ibuku hingga mengambilnya terlebih dahulu. Dari sini, anakmu ini hanya bisa mendoakanmu, bu.  Love u and very² miss u. 

FYI, ibuku meninggal karena penyakit penyumbatan pembuluh otak.

Bersyukurlah bagi kalian yang masih mempunyai ibu hingga sekarang, perlakukanlah dia dengan baik dan sayangi dia, jangan sampai hingga tiba seperti saat² yang pernah saya alami dan kalian belum melakukan apa².

Posting tentang hari ibu sebelumnya ada di sini, 2 tahun lalu, sudah lama juga ternyata.

Terakhir, selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia :).

5 thoughts on “Mengenangmu, #Ibu

Leave a comment